Samsung Masih Rajai Pasar Smartphone Premium di Indonesia

Jakarta (Lampost.co) -- Menurut GfK, pasar smartphone premium di Indonesia mencapai 15 persen dari total pasar smartphone. Angka ini naik dari 12 persen pada tahun lalu. So Djin Gie, Vice President IT & Mobile, Samsung Electronics Indonesia percaya, dengan peluncuran Galaxy Note 8, pasar smartphone premium masih akan terus berkembang. 
"Segmen premium ini penting sekali karena memberikan pengalaman yang jauh berbeda dari smartphone lain, karena teknologinya yang sangat canggih," ujar So Djin Gie dalam wawancara eksklusif di Djakarta Theater, Senin (25/9/2017). Sementara itu, Samsung menguasai 70 persen pasar smartphone premium di Indonesia. 
Apakah Samsung tidak khawatir dengan kemunculan iPhone X dari Apple?

"Di Galaxy Note 8, kita punya dual camera, dual pixel, dual OIS untuk foto dan kamera, 2x optical zoom," kata Marketing Director IT & Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Vebbyna Kaunang. Sebagai perbandingan, iPhone X, yang baru akan tersedia di Amerika Serikat pada awal November, juga dilengkapi dengan dua kamera belakang serta OIS.

Namun, Vebbyna menyebutkan, smartphone itu tidak melulu soal kamera. Dia menjelaskan, terkadang, pengguna juga bisa ingin bisa mengedit gambar, Karena itu, Samsung berusaha untuk menawarkan "nilai lebih" pada smartphone premiumnya.

"Salah satunya S Pen," kata Vebbyna. "S Pen bisa digunakan untuk mengedit atau bekerja." Memang, Samsung secara gamblang menyebutkan bahwa mereka mengincar para pelaku bisnis muda sebagai target Galaxy Note 8. Vebbyna bahkan menyebutkan, sudah banyak pihak perusahaan yang mengajak Samsung untuk bekerja sama dalam bentuk pengadaan smartphone premium terbaru Samsung tersebut.

Sementara itu, pesaing Samsung lainnya, seperti Xiaomi, terlihat kesulitan untuk membawa smartphone flagship buatannya ke Indonesia. Ketika meluncurkan Mi 6 di Tiongkok pada bulan April lalu, pihak Xiaomi menyebutkan, mereka telah berhasil memenuhi peraturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri).

Sayangnya, perusahaan asal Tiongkok itu menyebutkan, proses produksi Mi 6 masih terlalu rumit sehingga belum bisa dirakit di Indonesia.

"Samsung selalu melihat potensi untuk melakukan transfer teknologi," kata Vebbyna saat ditanya terkait hal ini. "Indonesia merupakan salah satu pusat R&D software Samsung global." Selain pusat riset dan pengembangan, di Indonesia, Samsung juga cukup sering mengadakan berbagai kompetisi pembuatan software.

Sumber : lampost.co



Share:
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Streaming Youtube

Streaming Radio Sai 100 FM



close
close

Labels

Blog Archive

Visitor Radio Sai 100 FM

Recent Posts