Mexico City (Lampost.co) -- Tim
penyelamat, Kamis 21 September, menggali reruntuhan untuk mencari korban
gempa berkekuatan 7,1 skala Richter, yang menewaskan sedikitnya 233
orang di Meksiko. Di saat yang sama, Negeri Sombrero dengan cemas
menyaksikan tanda-tanda kehidupan di sebuah sekolah yang roboh di ibu
kota.
Petugas pemadam kebakaran, polisi, tentara, dan relawan bekerja
dengan menggila buat menyingkirkan puing-puing dalam adegan yang
diulang-ulang di sejumlah negara bagian pada gempa kedua kedua di
Meksiko, bulan ini.
Pencarian yang paling menyedihkan adalah di sebuah sekolah di selatan
Mexico City. Di sana, 21 anak -- berusia antara tujuh sampai 13 tahun
-- dan lima orang dewasa hancur sampai mati. Banyak anak-anak masih
hilang.
Petugas penyelamat berusaha keras menjangkau beberapa anak yang
diyakini masih hidup di bawah reruntuhan, pada dini hari Kamis --
sekitar 36 jam sesudah gempa tersebut mengguncang. Memakai pemindai
panas, mereka menemukan tanda-tanda kehidupan di beberapa lokasi.
"Mereka hidup! Hidup!" teriak relawan Perlindungan Sipil Enrique Garcia, 37.
"Seseorang memukuli dinding beberapa kali di satu tempat, dan di tempat lain ada respons terhadap sinyal cahaya," katanya.
"Kami sudah melakukan ini sejak kemarin, tapi kami tidak bisa
menjangkaunya, karena mereka terjebak di antara dua lempengan," cetusnya
seperti disitir
AFP, Kamis 21 September 2017.
Sejauh ini, 11 anak dan setidaknya satu guru telah diselamatkan dari puing-puing SD dan SMP Enrique Rebsame.
"Tidak ada yang bisa membayangkan rasa sakit yang saya alami saat
ini," kata seorang ibu, Adriana Fargo, yang berdiri di luar sekolah yang
masih utuh, menunggu kabar putrinya yang berusia tujuh tahun.
Di perumahan Condesa, Karen Guzman duduk di bangku di jalan sambil
membelakangi salah satu bangunan yang roboh. Dia katakan tidak dapat
menahan ketegangan atas pencarian sekitar 30 orang yang diyakini berada
di bawah reruntuhan, di antaranya adalah saudara laki-lakinya.
Di sampingnya, ada dua tiang jalan yang ditempeli daftar nama
orang-orang yang diselamatkan, tapi mereka tidak memasukkan nama
kakaknya Juan Antonio, akuntan berusia 43 tahun yang bekerja di lantai
atas gedung berlantai empat tersebut.
"Ibuku mencarinya di rumah sakit karena kami tidak mempercayai daftar itu. Terkadang saya rasa tidak ada yang tahu," katanya.
50 korban diselamatkan
Petugas darurat melaporkan bahwa beberapa korban telah diselamatkan
berkat pesan WhatsApp yang mereka kirim ke kerabat saat terjebak di
bawah puing-puing.
Tim penyelamat, dibantu ribuan warga sipil biasa, menggali segala
daya melalui puing-puing di bawah mereka. Orang-orang Meksiko lainnya
turun ke jalan mengantar makanan dan air bagi para korban dan pekerja
darurat.
Presiden Enrique Pena Nieto berkeliling ke daerah yang paling parah
terkena bencana dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
"Prioritas tetap menyelamatkan nyawa," katanya dalam sebuah pidato
nasional, bersikeras masih ada harapan untuk menyelamatkan korban dari
puing-puing.
Lebih dari 50 orang sudah diselamatkan dari bangunan yang roboh di
ibu kota, katanya. Wali Kota Mexico City, Miguel Angel Mancera,
mengatakan kepada Televisa TV bahwa 39 bangunan di ibu kota telah
ambruk. Pencarian sedang berlangsung di semua, tapi lima tempat di mana
tim penyelamat telah menentukan bahwa tidak ada yang masih terjebak,
katanya.
Lima orang Taiwan terjebak dalam bangunan bertingkat tiga yang telah
roboh di Mexico City, menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan. Mereka
termasuk dua kerabat seorang pengusaha Taiwan, yang berkantor di gedung
tersebut, serta tiga pegawai.
Tidak ada tempat untuk pergi
Banyak penduduk menghabiskan malam kedua di taman dan plaza, di tenda
atau tempat penampungan sementara, tidak mampu atau tidak mau kembali
ke rumah mereka. Sementara pihak berwenang memeriksa sekitar 600
bangunan yang dindingnya bergoyang dan retak saat gempa terjadi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memanggil Pena Nieto dan
menawarkan tim bantuan dan SAR yang sekarang sedang diterjunkan, kata
Gedung Putih.
Chile dan El Salvador menjanjikan bantuan, Honduras mengirim 36
pekerja penyelamat, dan Israel mengatakan bahwa pihaknya mengirim sebuah
tim yang terdiri dari 70 tentara, termasuk insinyur dan spesialis SAR
yang akan tiba pada Jumat.
Gempa melanda tepat pada peringatan sebuah gempa besar pada 1985,
yang menewaskan lebih dari 10.000 orang di negara yang paling rawan
bencana paling mematikan yang pernah ada.
Gempa Selasa melanda hanya dua jam setelah Meksiko mengadakan latihan
gempa nasional, seperti yang terjadi setiap 19 September untuk
mengingat bencana tahun 1985.
Sistem sensor gempa didirikan pada 1993 di sepanjang pantai Pasifik,
di mana tremor lebih biasa terjadi. Orang-orang di Mexico City tidak
diberi peringatan, pada Selasa, karena pusat gempa hanya berjarak 120
kilometer di luar ibukota dan dengan demikian berada di luar area utama
cakupan sensor, kata Carlos Valdes dari National Center for Disaster
Prevention.
Menambah rasa rentan nasional, gempa tersebut melanda hanya 12 hari
setelah gempa lain yang menewaskan hampir 100 orang di Meksiko selatan.
Para ahli mengatakan kedua gempa tersebut tampaknya tidak terkait,
karena epikentrumnya berjauhan. Meksiko terletak di atas lima lempeng
tektonik, sehingga sangat rentan terhadap gempa bumi.
Luis Felipe Puente, kepala badan penanggulangan bencana nasional,
mengatakan bahwa korban tewas, 102 orang di Mexico City, 69 di Morelos,
43 di Puebla, 13 di negara bagian Meksiko, lima di Guerrero, dan satu di
Oaxaca.
Di Puebla, kota kolonial yang indah di dekat pusat gempa, beberapa
gereja rusak dan satu ambruk. Menewaskan 11 orang yang menghadiri sebuah
pembaptisan, kata beberapa pejabat.