Showing posts with label mata uang. Show all posts
Showing posts with label mata uang. Show all posts

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp13.328/USD

Jakarta (Lampost.co) -- Gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Jumat pagi terpantau melemah dibandingkan dengan perdagangan sore di hari sebelumnya di posisi Rp13.282 per USD. Terbitnya peraturan mengenai pengaturan biaya isi ulang uang elektronik belum memberikan pengaruh positif bagi gerak nilai tukar rupiah.

Mengutip Bloomberg, Jumat 22 September 2017, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah ke Rp13.328 per USD. Day range nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp13.321 per USD sampai Rp13.331 per USD dengan year to date return di minus 0,99 persen. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.116 per USD.

Sedangkan indeks S&P dan Dow mengakhiri rekor penutupan tertinggi, dan Apple menjadi penyeret terbesar pada tiga indeks utama dengan penurunan 1,7 persen karena kekhawatiran mengenai permintaan untuk telepon pintar terbarunya. Streaming Radio Sai

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 53,36 poin atau 0,24 persen menjadi berakhir di 22.359,23 poin, indeks S&P 500 kehilangan 7,64 poin atau 0,30 persen menjadi ditutup pada 2.500,6 poin, dan indeks komposit Nasdaq berakhir turun 33,35 poin atau 0,52 persen menjadi 6.422,69 poin.

Ketua Fed Janet Yellen mengatakan penurunan inflasi tahun ini tetap menjadi misteri, menambahkan bahwa bank sentral sudah siap mengubah tingkat suku bunga jika diperlukan. Para investor memperkirakan sekitar 70 persen kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember, menurut alat FedWatch CME, naik dari sekitar 51 persen sesaat sebelum pernyataan Fed.

Hanya dua dari 11 sektor utama S&P -keuangan dan industri- lebih tinggi, dengan kenaikan 0,2 persen dan 0,3 persen. Indeks barang pokok konsumen mencatat penurunan terbesar, jatuh 0,97 persen. S&P telah meningkat sekitar 11,7 persen sepanjang tahun ini dengan bantuan keuntungan perusahaan yang kuat dan optimisme di antara beberapa investor.
Share:

Rupiah Dibuka Tertekan di Posisi Rp13.243/USD

Jakarta (Lampost.co) -- Gerak nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini makin tertekan dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Penguatan mata uang Paman Sam, dolar AS, disinyalir menjadi salah satu penyebab pelemahan mata uang Garuda ini. Hal ini karena investor AS sedang mencerna indeks harga produsen yang baru dirilis.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (14/9/2017), rupiah dibuka melemah ke posisi Rp13.243 per USD jika dibandingkan sebelumnya yang berada di Rp13.201 per USD.

Gerak rupiah melemah hingga mencapai 40 poin atau setara 0,30 persen. Tak beberapa lama kemudian, gerak rupiah berfluktuatif dengan berada di level Rp13.241 per USD.

Adapun rentang gerak rupiah pada perdagangan pagi ini berada di Rp13.228-Rp13.245 per USD. Sementara itu, untuk year to date (ytd) return rupiah tercatat sebesar -1,74 persen.

Sementara itu, mengutip data Yahoo Finance, rupiah diperdagangkan di level Rp13.235 per USD. Pergerakan rupiah melemah hingga mencapai 34 poin atau setara 0,26 persen.

"ilai tukar rupiah ditransaksikan melemah sedangkan EIDO tercatat turun," ungkap Samuel Research Team dalam hasil risetnya Kamis 14 September 2017.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1885 dolar dari 1,1967 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3202 dolar dari 1,3289 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7984 dolar dari 0,8026 dolar.

Dolar membeli 110,51 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,03 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9647 franc Swiss dari 0,9599 franc Swiss, dan mencapai 1,2199 dolar Kanada dari 1.2166 dolar Kanada.
Share:

Rupiah Rabu Pagi Menguat 10 Poin

JAKARTA (Lampost.co) -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank menguat 10 poin menjadi Rp13.314 per dolar Amerika Serikat (AS). Ekonom Sammuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan bawa kurs rupiah menguat setelah data inflasi Juli 2017 yang telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik dinilai cukup terkendali. Walaupun inflasi menurun akibat penurunan daya beli masyarakat, namun pasar masih merespon positif dengan laju inflasi pada Juli 2017 sebesar 0,22 persen.


Dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli 2017 tercatat mencapai 2,6 persen dan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,88 persen. Selain itu, data produk domestik bruto kuartal kedua 2017 yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan juga membuka ruang rupiah untuk kembali menguat.
Share:

Data Lemah Dan Ketidakpastian Fed Dorong Dolar AS Bervariasi

New York (Lampost.co) -- Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi atau "mixed" terhadap mata uang utama lainnya karena data ekonomi AS yang lemah membuat prospek kebijakan Federal Reserve tidak menentu. Departemen Perdagangan AS menyampaikan bahwa pendapatan pribadi AS menurun kurang dari 0,1 persen pada Juni, atau di bawah perkiraan kenaikan 0,3 persen. Sementara itu, pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Juni meningkat 8,1 miliar dolar AS atau 0,1 persen. Para analis mengatakan investor menjadi kurang yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya lagi tahun ini. 
Share:

Dolar AS Melemah Akibat Ketidakpastian Kebijakan Trump

New York (Lampost.co) -- Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya turun 0,31 persen menjadi 92,967 pada akhir perdagangan. Angka inflasi AS yang lemah minggu lalu mengurangi harapan untuk kebijakan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya dan menjadi faktor penekan Dolar AS. Sementara itu, analis mengatakan bahwa greenback berada di bawah tekanan karena ketidakpastian politik baru-baru ini di Washington telah menyebabkan para pelaku pasar meragukan kebijakan pemerintahan Donald Trump.
Share:

Emas Berjangka Sedikit Menurun karena Dollar AS Stabil

Chicago (Lampost.co) -- Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun 0,6 dolar AS menjadi 1.254,30 dolar AS per ons. Harga emas gagal memperpanjang kenaikan beruntunnya setelah dolar AS sedikit menguat setelah turun tajam pekan lalu. Komoditas-komoditas yang dihargakan dalam dolar AS sering diperdagangkan terbalik dengan dolar AS, karena pergerakan di unit AS dapat mempengaruhi daya tarik komoditas-komoditas tersebut kepada para pemegang mata uang lainnya. Selain itu, pada pekan ini, perhatian para pelaku pasar sedang beralih ke pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Share:

Dolar AS Menguat Didukung Data Ekonomi Positif

New York (Lampost.co) -- Kurs dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16 persen menjadi 94,006 pada akhir perdagangan. Indeks Pembelian Manajer Manufaktur AS yang meningkat menjadi 53,2 dan mencapai level tertinggi selama empat bulan. Sementara itu, Indeks Aktivitas Bisnis Jasa AS tercatat lebih tinggi dari ekspektasi pasar menjadi 54,2 poin. Seluruh data perekonomian yang meningkat tersebut menjadi faktor penguat indeks dolar AS
Share:

Rupiah Senin Pagi Menguat Ke Rp 13.310

JAKARTA (Lampost.co) -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.310 per dolar Amerika Serikat. Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menuturkan bahwa kurs dolar AS kembali melemah terhadap mata uang global, termasuk rupiah. Tensi politik AS yang relatif belum kondusif setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal yang member isyarat belum akan menaikan suku bunga acuan AS, juga turut menekan dolar AS.


Sementara dari dalam negeri, sentimen negatif domestik mengenai pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai diimbangi oleh komitmen pemerintah dalam mendorong belanja infrastruktur. Tercatat, suku bunga acuan Bank Indonesia yang dipertahankan di level 4,75 persen masih direspon positif oleh pelaku pasar uang.
Share:

Streaming Youtube

Streaming Radio Sai 100 FM



close
close

Labels

Visitor Radio Sai 100 FM

Recent Posts